Kamis, 23 Juni 2016

Hitunglah Berkat-Berkat KU

Ketika aku sedang menyembah dalam penyembahan di ibadah Minggu kemarin, Tuhan bilang dengan jelas didalam hatiku saat aku memuji kebesaran- Nya. Dia bilang : "Hitunglah berkat-berkat Ku". Kalimat ini sangat jelas dan sangat menarik perhatianku, lalu aku mulai flashback akan setiap perbuatan yang udah Tuhan lakuin di hidupku.

Seiring dengan menghayati akan apa yang Tuhan bilang barusan, aku menyadari bahwa begitu banyak berkat Tuhan yang udah dilimpahkan Nya disepanjang hidupku. Saat itu aku merasa malu karena terkadang aku merasa gak tau diri banget.  >.<  Udah banyak berkat dan kebaikan bahkan mujizat yang udah Tuhan lakuin dalam hidupku, tapi yang ada aku malah sering mengeluh, protes bahkan iri dengan berkat yang udah diterima orang lain. Kayak dalam blog tentang syarat bersaksi yang lalu, mujizat spektakuler itu yang harus jadi patokan baru aku anggap Tuhan udah lakuin sesuatu yang luar biasa. Tetapi aku salah besar dan sombong. Aku justru malah merendahkan Tuhan dengan sikapku yang seperti itu.

Rabu, 15 Juni 2016

Syarat Bersaksi


Bersaksi adalah kabar baik yang kita ceritakan bagi orang lain tentang semua kebaikan, penyertaan dan mujizat yang udah Tuhan lakukan dalam hidup kita. Melalui sebuah kesaksian, kita juga mengabarkan injil  bagi semua orang agar mereka dapat mengenal Allah lebih dalam lagi. Selain menjadi berkat bagi orang lain, kesaksian itu juga semakin dapat menguatkan iman percaya kita secara pribadi kepada Allah.
 
Dulu aku pribadi selalu mikir kalo yang layak bersaksi adalah mereka yang udah punya tingkat kerohanian yang matang seperti pendeta, penginjil, pelayan gereja yang udah senior dll. Atau mereka yang dulunya penjahat, pembunuh, perampok, atau mereka yang dari agama seberang yang akhirnya Tuhan jamah dan mereka bertobat dan melayani Tuhan atau bahkan menjadi seorang hamba Tuhan. Atau juga mereka yang udah berhasil melalui berbagai macam pergumulan yang berat baik masalah keluarga, sakit penyakit, selamat dari maut lalu setelah melihat pertolongan, penyertaan, dan mujizat Tuhan, akhirnya mereka bersaksi. Jadi waktu itu dengan pikiran yang masih dangkal aku terkagum-kagum banget setiap kesaksian yang pernah aku baca, dengar atau tonton. Mereka begitu sangat luar biasa! Lalu aku mulai menilai akan apa yang ada didalam hidupku. Aku merasa gak ada yang spektakuler dan pernah waktu kuliah aku sempat berpikir untuk menjadi seorang hamba Tuhan baru bisa menjadi sumber kesaksian yang luar biasa. Pokoknya dulu imajinasiku tinggi banget dan harus se-spektakuler mereka.

Rabu, 08 Juni 2016

Ketika Aku Sakit (2)

Setelah Tuhan ajarkan aku akan patah hati dan masa lalu, lanjut lagi dengan pergumulanku yang bisa dikatakan menjadi duri dalam daging buatku. Yaitu sakit penyakit yang sampai sekarang aku masih berjuang untuk pulih total.

Penyakit ini kedengarannya sepele yaitu asam lambung. Namun penyakit ini udah merubah fisikku dengan sangat drastis. Aku kehilangan bobot sampe 10 kilo dan alhasil kemarin sempat kurus kempot sampai-sampai semua teman kaget! :p Pada saat itu bisa dibilang adalah titik terendahku karna bahkan sampe sekarang kadang masih gak bisa menerima :”kenapa fisik ku jadi kurus seperti ini Tuhan?” . Aku memang lebih banyak nyalahin diri sendiri karena aku sadar ini dikarenakan pola makanku yang ga benar trus jadi sakit sampe kurus seperti ini. Tapi saat itu aku masih egois dan ga mau hanya nyalahin diri sendiri. Aku juga ikut nyalahin Tuhan kenapa Dia izinkan aku menderita sakit ini dengan cukup lama. :”Apa salahnya Tuhan langsung kasih mujizat di lambung ku dan bikin badan ku berisi kembali? Sebenarnya aku pribadi uda capek banget karena fisikku menjadi lemah!”. Saat itu aku jadi benci dengan diri ku sendiri. Aku merasa wanita paling jelek di dunia ini. Pernah dalam kurun waktu lebih dari enam bulan aku gak pede berselfie ria karna aku merasa wanita paling jelek sedunia. >.<

Jumat, 03 Juni 2016

Ketika Aku Sakit (1)

Bicara soal "sakit" pasti gak ada seorang pun di dunia ini yang kepingin sakit baik itu sakit hati maupun sakit penyakit. Tapi kenyataannya semua manusia sudah pasti pernah mengalami rasa sakit itu.

Yang jadi pertanyannya adalah bagaimana saat sakit itu datang menghampiri kita? Setiap respon pasti akan selalu berbeda bagi masing-masing orang. Apakah sakit itu semakin melemahkan, membuat tidak berdaya, atau dengan sakit membuat kita bersyukur dan memandang bahwa ada pribadi yang gak akan pernah tinggal diam dan justru kita belajar dari pengalaman sakit itu? Sakit yang justru membawa berkat bagi kita. Kedengaran konyol memang, dan kenyataannya memang sangat sulit, tetapi Allah menghendakinya berbeda dari apa yang kita pikirkan dan apa yang kita mau. Dia menghendaki kita bersukacita dalam segala hal meskipun sakit dalam keadaan apapun.

Perlukah Kita Mendesak Waktunya Tuhan???

Kemarin aku dengar curhat nya mama. Mama bilang kalau abang ku yang bisa dikatakan sudah sedikit berumur (31) bilang ke mama bahwa dia suda...